-->

Ayah Pukul Bayinya karena Tak Berhenti Menangis, Korban Alami Cacat Permanen



Seorang ayah di Singapura mengaku telah memukul bayinya yang berusia 6 bulan hingga mengakibatkan korban cacat permanen.

Kondisi anak tersebut sangat buruk, bahkan harus diberi makan melalui tabung.

Tribun-Video.com melansir World of Buzz, Minggu (11/11/2018), insiden tersebut terjadi pada 26 Agustus 2016 di flat Bedok North saat sang ayah sedang tertidur.

Sekitar larut malam, bayi tersebut menangis dan ibunya yang berusia 26 tahun berusaha menenangkannya.

Namun, ternyata ayahnya merasa terganggu dengan suara tangisan dan langsung menghampiri anaknya.

Diberitakan Straits Times, pria itu langsung memukul kepala anaknyya menggunakan tangannya.

Wakil Jaksa Penuntut Umum Grace Chua mengatakan di pengadilan, terdakwa juga berteriak meminta bayinya agar diam.

Pria itu kembali memukul bayinya di bagian kepala.

Namun, bayi tersebut menangis lebih keras lalu muntah-muntah.

Setelah itu, bayi tersebut tertidur dan bangun sekitar pukul delapan pagi waktu setempat.

Mulanya, bayi tersebut tampak normal, tetapi setelah diperiksa lagi, ternyata bayi tersebut setengah sadar dan lemah.

Bayi tersebut kemudian dibawa ke KK Women's and Children's Hospital.

Melalui CT scan terungkap, beberapa tulang tengkorak bayi tersebut patah dan ada kelebihan cairan di otaknya.

Anak tersebut kini telah berusia dua tahun, tetapi usia perkembangannya seperti bayi 4 bulan.

Anak tersebut juga menderita cerebral palsy (gangguan gerakan, otot, dan postur tubuh), epilepsi, tulang panggul terkilir, sleep apnea (gangguan tidur di mana pernapasan sering berhenti selama tidur), dan disfungsi menelan.

Anak tersebut tak bisa bicara, tetapi bisa meresponsnya.

Anak laki-laki itu kini tinggal bersama orangtua asuhnya.

Sementara ayahnya dihukum enam tahun penjara.

Simak videonya di bawah



SUMBER

Related Posts

0 Response to "Ayah Pukul Bayinya karena Tak Berhenti Menangis, Korban Alami Cacat Permanen"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel js

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel