Kapten Sigit Tetap Tahan Banting Meski Wajahnya Ditakuti Sejumlah Orang Akibat Terbakar di Pesawat
Kapten Sigit Hani Hadiyanto tetap tahan banting meskipun sejumlah orang kerap takut melihat wajahnya.
Wajah Kapten Sigit Hani Hadiyanto tak bisa kembali seperti semula karena bekas luka bakar akibat kecelakaan pesawat, pada 1997.
Kala itu, Kapten Sigit Hani Hadiyanto seorang instruktur pilot.
Kapten Sigit Hani Hadiyanto tengah mengajari siswanya menerbangkan pesawat.
Namun, cuaca buruk membuat pesawat yang mereka terbangkan keluar jalur sehingga menabrak perbukitan.
Akhirnya, pesawat itu jatuh, terbakar, dan hancur dekat permukiman warga.
Kapten Sigit Hani Hadiyanto dan siswanya pun terluka parah karena wajah, leher, dan kedua lengannya terbakar.
Kapten Sigit Hani Hadiyanto bahkan dirawat di rumah sakit selama satu tahun tiga bulan.
Saat pertama kali melihat rupanya di cermin, Kapten Sigit Hani Hadiyanto sangat terpukul.
Kelopak mata kanannya tak ada, bibir bagian bawah tertarik ke kiri.
Kapten Sigit Hani Hadiyanto sempat emosi pada diri sendiri dan tak terima.
Wajah Kapten Sigit Hani Hadiyanto pun harus menjalani 21 kali operasi rekonstruksi bedah plastik.
Lambat laun Kapten Sigit Hani Hadiyanto pun ikhlas dan tetap menatap masa depan.
Ia selalu mengingat Tuhan dan dukungan keluarga, serta semangat dari rekan kerja.
Namun, kenyataan di luar sana ternyata tak semanis yang didambakan.
Saat akan kembali bekerja, Kapten Sigit Hani Hadiyanto sempat merasa tak percaya diri.
"Saya sempat berdiri cukup lama karena muncul perasaan apa yang akan nanti orang-orang lihat dari diri saya," Kapten Sigit Hani Hadiyanto, dikutip dari program On The Spot Reveal, Trans 7.
Selain itu, Kapten Sigit Hani Hadiyanto kerap bersedih saat ada orang yang takut melihatnya.
Ia mencontohkan, ada anak tetangganya yang ketakutan sampai menangis.
"Seorang tetangga yang datang menjenguk bersama anaknya dan akhirnya tak bisa tinggal lama-lama. Anaknya terus-terusan takut dan menangis," ujarnya
Melihat hal itu, Kapten Sigit Hani Hadiyanto sedih karena kondisinya saat ini tak bisa membantu menenangkan anak itu.
Padahal, ia merasa cukup mudah bersosialisasi dan kerap menjaga perasaan orang.
Saat menceritakan hal itu, Kapten Sigit Hani Hadiyanto tampak meneteskan air mata.
Kemudian, ia pun menceritakan respons anak-anaknya.
Setelah memutuskan menikah pada 2005, lalu memiliki tiga anak, Kapten Sigit Hani Hadiyanto pun sempat khawatir.
Kemudian, kekhawatirannya tak terjadi karenaketiga anaknya dari awal sudah terbiasa melihat kondisi sang ayah.
Namun, reaksi dari teman-teman sang anak, sempat membuat putri sulungnya bersedih.
"Mereka menemui beberapa reaksi dari rekan-rekannya pada saat bersekolah, tapi saya sampaikan 'inilah kondisi ayahmu, ini bukan sesuatu yang dianggap malu mengingat ayahmu menerima kondisi ini pada saat bertugas, ceritakan saja ke teman-teman'," kata Kapten Sigit Hani Hadiyanto.
Akhirnya, Kapten Sigit Hani Hadiyanto pun lebih sering untuk mengantarkan anaknya itu ke sekolah.
"saya semakin kuat niatnya untuk menemani dia ke sekolah dan itu membuat dia yakin bahwa ayahnya tidak ragu untuk bertemu teman-temannya," kata Kapten Sigit Hani Hadiyanto.
Walaupun menjalani kehidupan dalam rupa yang berbeda, tapi karir Kapten Sigit Hani Hadiyanto tetap menanjak.
Kini, tetap menjadi instruktur terbang yang mengajar di kelas.
Ia menjar di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia dan sejumlah maskapai penerbangan di Indonesia.
Berikut ini videonya.
SUMBER
0 Response to "Kapten Sigit Tetap Tahan Banting Meski Wajahnya Ditakuti Sejumlah Orang Akibat Terbakar di Pesawat"
Post a Comment