-->

Subhanallah! Usai Islam Dihina Presiden Macron, Jumlah Muallaf Prancis Alami Lonjakan Luar Biasa

 


Belum lama ini, Emmanuel Macron selaku Presiden Prancis mengutarakan pernyataan yang sangat kontroversial dalam pidatonya.


Orang Nomor 1 Prancis itu mengkritik Islam dan menyebutnya sebagai 'agama yang sedang dilanda krisis'.


Tidak hanya itu, Macron juga memberikan izin penerbitan karikatur Nabi Muhammad dan menganggapnya sebagai suatu bentuk kebebasan berekspresi di negaranya.

Pernyataan dan perbuatannya tersebut berbuntut panjang, banyak pemimpin negara-negara islam yang memprotes bahkan mengutuk peryataan Presiden Macron.


Pemimpin negara Islam di seluruh dunia mengutuk keras dan menghujat pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, termasuk Indonesia, Pakistan, Malaysia, Arab Saudi dan Iran.


Akan tetapi, ditengah banyaknya aksi penolakan dan kecaman atas pernyataan Presiden Macron, ternyata ada hal baik terjadi.


Dilansir dari hajinews.id Jumlah mualaf di Prancis terus mengalami peningkatan.


Beberapa laporan menyebutkan jumlah mualaf di Prancis naik dua kali lipat setelah adanya aksi penghinaan yang dilakukan Macron.


Dikutip dari laman About Islam, Minggu, 8 November 2020, Bangunan masjid Sahaba di jantung pinggiran kota kelas menengah Creteil di Paris, dikenal sebagai masjid para mualaf.



Sekitar 150 acara pengucapan syahadat dilakukan setiap tahun di masjid Sahaba.


Menurut video Muslim Converts Stories, jumlah orang Prancis yang masuk Islam setiap tahun meningkat secara signifikan.


Laporan lain oleh harian La Croix pada 25 Agustus, mengutip survei yang dilakukan oleh Pierre Schmidt tentang mualaf di Prancis, menyatakan selalu ada warga yang memeluk Islam.


“mungkin ada sekitar 10 mualaf setiap hari,” ujarnya.


Itu berarti ada sekitar 3.600 orang mualaf setiap tahun.


Banyak ahli mencatat pengaruh para mualaf, terutama dari pemain sepak bola.



Adalah Nicolas Anelka, yang bermain untuk tim nasional Prancis dan orang tuanya berasal dari Martinik, mengubah namanya menjadi Abdul-Salam Bilal Anelka ketika dia masuk Islam pada 2004.


Lembaga riset asal Amerika Serikat (AS) Pew Research Center (PRC) memprediksi, Islam akan menjadi agama terbesar di dunia pada 2075.


Hal ini terjadi seiring dengan terus bertambahnya pemeluk muslim dan juga peningkatan kelahiran di keluarga Muslim.

0 Response to "Subhanallah! Usai Islam Dihina Presiden Macron, Jumlah Muallaf Prancis Alami Lonjakan Luar Biasa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel js

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel