Natalius Pigai: Di Negeri Ini Tak Ada Islam Radikal, yang Ada Pemimpin Intoleransi
Mantan komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai kembali membuat pernyataan menohok.
Aktivis HAM asal Papua itu, Natalius Pigai mengkritik aksi para pejabat yang menampakkan diri seolah-olah peduli pada kehidupan beragama.
Pigai membagikan gambar di akun twitter pribadinya, @NataliusPigai2 pada Senin (28/12).
Dalam gambar itu tertulis “Di negeri ini tidak ada Islam intoleransi, tidak ada Islam radikal, tidak ada Islam teroris. Yang ada adalah cara pandang pemimpin yang intoleransi dan radikal”.
Pigai meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak perlu mengumbar kepura-puraan mengatasnamakan toleransi. Terkhusus, kepada pemerintah yang masih belum menyelesaikan beragam masalah teror terhadap agama di Papua.
“Tidak perlu umbar kata seakan-seakan solider. Ketika umat Sigi, Pendeta & katekis dibunuh, jasmin dan piladelphia tidak pasti. Kemana aja. Kita butuh konkret,” tegas Pigai.
“Saya ini bukan saja umbar kata-kata, tapi Ketua Tim Pembela Ulama, umat Islam dan kasus-kasus yang mendera mereka atas dasar ukhuwah insaniah,” tulis Pigai.
Sebelumnya, Pigai menyemprot aksi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut yang mendatangi gereja untuk menyampaikan ucapan natal.
Sembari mengunggah pemberitaan Gus Yaqut itu di Twitter, Pigait menegaskan bahwa dirinya tidak butuh ucapan selamat Natal.
Menurut Pigai, yang terpenting baginya adalah setiap peluk agama menjalankan agamanya masing-masing dengan benar.
“Ayahku Protestan Kingmi & Ibu Katolik. Saya tegas! tidak butuh ucapan Natal, baik “tidak tulus” juga “berlebihan” dari luar Kristiani. Jalankan saja agamamu dengan benar,” kata Natalius Pigai, Minggu (27/12).
Natalius mengaku jarang merespon ucapan Natal dari non kristiani karena menurutnya, Natal merupakan urusan umat Kristen.
“Tiap ucapan Natal dari non kristiani jarang saya respons karena itu forum internum (urusan kami), bukan forum externum (urusan kita),” tegas Natalius Pigai.
0 Response to "Natalius Pigai: Di Negeri Ini Tak Ada Islam Radikal, yang Ada Pemimpin Intoleransi"
Post a Comment