-->

ARTI Minal Aidin Wal Faizin yang Sering Diucap saat Lebaran, Tak Ada Kaitan Mohon Maaf Lahir Batin

 


 Berikut ini arti Minal Aidin Wal Faizin yang sering diucapkan saat lebaran, bukan mohon maaf lahir batin.


Setelah satu bulan menunaikan ibadah puasa, tibalah umat muslim merayakan kemenangan dengan Idul Fitri.


Momen hari raya Idul Fitri ini sebagai kesempatan untuk kembali bersih dan saling bermaaf-maafan.


Seringkali saat menjelang lebaran atau pun sudah tiba di momen lebaran, sebagian besar mengucapkan minal aidin wal faizin, apa arti sebenarnya?


Kalimat Minal Aidin Wal Faizin sudah sangat melekat dan menjadi tradisi terutama masyarakat di tanah air.


Bahkan ucapan minal aidin wal faizin sudah sangat mencirikan momen lebaran dan hari raya.


Lantas, apakah sebenarnya arti dari ucapann Minal Aidin Wal Faizin tersebut? Berikut ulasan selengkapnya.


Arti Minal Aidin Wal Faizin


Tahukah Anda apa arti minal aidin wal faizin yang diikuti dengan kalimat 'mohon maaf lahir dan batin'.


Apakah memang bermakna mohon maaf lahir batin atau bukan?


Dirangkum dari berbagai sumber, kalimat minal aidin wal faizin terdiri dari beberapa penggal kata.


Kata "min" artinya 'termasuk', "ml-aidin" artinya 'orang-orang yang kembali', "wal" artinya 'dan', serta "al-faizin" artinya 'menang'.


Jika dimaknai secara harfiah, kalimat minal aidin wal faizin dalam bahasa Indonesia menjadi 'Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang'.


Ucapan minal aidin wal-faizin ini menurut seorang ulama tidaklah berdasarkan dari generasi para sahabat ataupun para ulama setelahnya atau Salafus Salih.


Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya.


Sumber lain menyebutkan, pada zaman khilafiah rasyidin, ucapan minal aidin wal faizin digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal Perang Badar.


Jika dimaknai dalam konteks peperangan, akan berbunyi "semoga termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perang) dan sebagai orang yang menang (dalam setiap perjuangan Islam)'.


Ucapan minal 'aidin wal-faizin ini tidak akan dimengerti maknanya oleh orang Arab, dan kalimat ini tidak ada dalam kosa kata kamus bahasa Arab, dan hanya dapat dijumpai makna kata perkatanya saja.


Di dalam hadis pun tidak dijelaskan secara spesifik mengenai ucapan ini.


Justru, ada ucapan kalimat yang bisa digunakan saat di Hari Raya Idulfitri yang sering dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.


Dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idulfitri adalah taqabbalallahu minna waminkum.


Kemudian menurut riwayat, ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang yang dekat dengan zaman Nabi dengan kata-kata "Shiyamana wa shiyamakum".


Sehingga, bila digabungkan kedua kalimat itu, makan akan bermakna, "Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu."


Lantas, bagaimana bila ingin mengucapkan permohonan maaf lahir dan batin dalam bahasa Arab?


Anda bisa mengucapkan, "As-alukal afwan zahiran wa bathina atau Kullu aam wa antum bikhair," yang berarti '"Semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik."


Ketika seorang Muslim bertemu dengan sesama Muslim pada momen Idul Fitri, para sahabat Nabi mencontohkan untuk mengucapkan selamat hari raya dengan ucapan sekaligus doa:


تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ


(Taqabbalallahu Minna Wa Minkum)


Yang artinya, "Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian."


“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bertemu di hari raya, mereka mengucapkan kepada sebagian lainnya: taqabbalallahu minna wa minka,” tulis Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Baari.


Lalu bagaimana jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum?


Dalam riwayat sahabat dan salafush shalih yang sampai kepada kita, jawaban Taqabbalallahu Minna Wa Minkum adalah doa yang sama: Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.


Dari Habib bin Umar Al Anshari, ayahnya bercerita kepadanya bahwa beliau bertemu dengan Watsilah radhiallahu ‘anhu ketika hari raya, maka ketika ia mengucapkan kepada Watsilah, “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum,” Watsilah menjawab, “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.” (HR Ad-Daruquthni dalam Mu’jam Al Kabir)


Dari Syu’bah bin Al-Hajjaj, ia berkata, “Saya bertemu dengan Yunus bin Ubaid, dan saya sampaikan, ‘Taqabbalallahu minna wa minka.’ Kemudian ia menjawab dengan ucapan yang sama.” (HR Ad-Daruquthni dalam Ad Du’a)


Demikianlah jawaban sahabat dan salafus shalih, ketika mendapatkan ucapan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.


Jawaban ini seperti perintah Allah dalam Alquran,


وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا


“Jika kalian diberi salam dalam bentuk apa pun maka balaslah dengan salam yang lebih baik atau jawablah dengan yang semisal” (QS An Nisa’ : 86).Wallahu a’lam bish shawab.

LIHAT SELANJUTNYA


0 Response to "ARTI Minal Aidin Wal Faizin yang Sering Diucap saat Lebaran, Tak Ada Kaitan Mohon Maaf Lahir Batin"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel js

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel