4 Berita Populer Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid, Pilih Membakar daripada Menginjak
Peristiwa pembakaran bendera hitam bertuliskan kalimat berbahasa Arab atau kalimat tauhid itu diketahui melalui media sosial.
Dalam video yang beredar dengan durasi 2,04 menit itu terlihat sekelompok orang berseragam Banser.
Mereka membakar bendera yang biasa digunakan oleh organisasi massa Hizbut Tharir Indonesia (HTI) yang keberadaannya sudah dilarang oleh pemerintah.
Selain bendera itu, mereka juga membakar ikat kepala berwarna hitam yang juga bertuliskan kalimat berbahsa Arab.
Berikut 4 berita terpopuler terkait peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid.
1. Ditangani Polres Garut
Peristiwa pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid itu tengah ditangani oleh Polres Garut sebab diduga kuat peritiwa itu terjadi di Garut.
Kapolres Garust, AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Ketua NU dan Banser Garut.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman bersama Kapolres Garut, AKBP Budi Satria Wiguna, Dandim 0611/Garut dan para ulama berkumpul di Polsek Limbangan. (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)
Ia juga mengimbau agar warga Garut tetap tenang dan tidak resah terkait peristiwa tersebut.
Menurut Budi, pembakaran bendera itu dilakukan untuk membakar atribut ormas HTI yang sudah dilarang oleh pemerintah.
2. Video Viral
Video aksi pembakaran tersebut menjadi viral di media sosial.
Diduga peristiwa tersebut terjadi di Alun-alun Limbangan, Garut pada perayaan Hari Santri Nasional.
Dalam video tersebut terlihat seseorang memakai kaus hitam dan bertuliskan Banser Garut.
Sejumlah orang berteriak dan meminta bendera tersebut untuk dibakar sampai habis.
3. Dibakar Agar Tidak Terinjak
Ternyata, peristiwa pembakaran tersebut benar terjadi di Limbangan, Garut pada Senin (22/10/2018).
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua GP Ansor Jabar, Deni Haedar.
Deni Haedar menuturkan kejadian tersebut memang terjadi di Alun-alun Limbangan saat perayaan Hari Santri Nasional.
"Iya berdasarkan konfirmasi dari pengurus Ansor Garut. Iya di Limbangan," ujar Deni saat dihubungi, Senin (22/10/2018).
Aksi pembakaran tersebut tidak direncakan.
Anggota Banser melihat bendera tersebut dibawa ke acara Hari SAntri Nasional di Limbangan.
Dari persepsi Banser Garut, bendera tersebut merupakan atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Persepsi teman-teman itu bendera HTI dan ada kalimat tauhidnya. Makanya untuk menjaga kesuciannya, daripada terinjak ya dibakar," katanya.
Deni mengatakan bila bendera itu tercecer maka akan lebih berbahya.
Menurutnya, cara membakar dan lokasinya tidak tepat.
"Kita tidak tahu itu (bendera) ketemu di mana," ucapnya.
Terkait pelaku pembakaran, Deni mengaku belum mengetahui secara spesifik.
4. Disarankan Agar Meminta Maaf
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara terkait peristiwa pembakaran bendera di Limbangan, Garut.
Ia menyesalkan kejadian pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tersebut.
Menurutnya, kejadian tersebut dapat menimbulkan multi tafsir.
"Mungkin tidak dimaksudkan kepada kalimat tauhidnya tapi dimaksudkan untuk membakar simbol organisasi yang sudah dilarang pemerintah, namun tindakan tersebut sudah pasti memberikan multi tafsir. Lain kali serahkan saja kepada aparat keamanan," ujarnya melalui akun Instagram @ridwankamil, Senin (22/10/2018).
Pria yang kerap disapa Kang Emil itu menyarankan kepada masyarakat untuk menyampaikan pesan dengan adab dan cara yang baik.
"Bangsa kita harus naik kelas menjadi bangsa yang lebih mulia dan lebih beradab," ucapnya.
Menurutnya, orang dinilai dari cara menyampaikan pesan dan cara menyelesaikan perbedaan.
"Sebaiknya yang bersangkutan segera menyampaikan permohonan maaf. HATUR Nuhun."
SUMBER
0 Response to "4 Berita Populer Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid, Pilih Membakar daripada Menginjak"
Post a Comment