-->

Abu Bakar Ba'asyir Dirawat di RSCM Jakarta, Keluarga Sebut Dikawal Ketat Densus, Begini Kondisinya

 


Kondisi kesehatan Abu Bakar Ba'asyir tengah menurun, sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. 


Menurut putra Abu Bakar Ba'asyir, Iim, selama dirawat, ayahnya mendapatkan pengawalan ketat dari petugas keamanan. 


Sebab, saat ini Abu Bakar Ba'asyir masih berstatus sebagai terpidana kasus terorisme. 



"Dijaga, dari Lapas ada, dari Densus 88 ada, dari Kepolisian pihak kepolisian ada, semua lengkap ada disana," katanya, Jumat (27/11/2020).


Meski dalam pengawalan yang ketat, namun keluarga Abu Bakar Ba'asyir diizinkan untuk mendampingi selama Abu Bakar Ba'asyir dalam perawatan. 


"Dari keluarga boleh mendampingi, saat ini saya ada disini (RSCM)," ucapnya. 


Iim menjelaskan, ayahnya sudah masuk RS sejak Selasa (24/11/2020) lalu. 


Diketahui, salah satu pendiri Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngeruki, Kecamatan Grogol, Sukoharjo itu sempat mengalami demam tinggi, nyeri kepala, dan radang. 


"Ini dirawat di kamar biasa, bukan di ICU," ucapnya. 


Ia menuturkan, sebelum dibawa ke RSCM, Abu Bakar Ba'asyir sempat dirawat di klinik Lapas.


"Masuk angin biasa, karena pancaroba ini," ucapnya. 


"Sempat dirawat di klinik Lapas, tapi karena peralatannya kurang memadai, pihak dokter Abu Bakar Ba'asyir minta dirujuk ke RS," imbuhnya. 


Ia menuturkan, kondisi Abu Bakar Ba'asyir sudah semakin membaik.


Keluarga di Ngruki Ungkap Kondisi Abu Bakar Ba'asyir


Keluarga di Ponpes Al Mukmin Ngruki Sukoharjo mengungkapkan kondisi terbaru Abu Bakar Ba'asyir yang kini dirawat di RSCM Jakarta.


Putra ketiga Ba'asyir, Abdul Rohim Ba'asyir yang akrab dipanggil Ustaz Iim, menerangkan, ayahandanya dilarikan ke RSCM sejak Selasa (24/11/2020).


"Iya, ini masuk rumah sakit, sudah dirawat sejak 4 hari lalu," katanya yang kini mengelola Al Mukmin Ngruki di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, kepada TribunSolo.com, Jumat (27/11/2020).


Ia menuturkan, sebelum dibawa ke RSCM, Abu Bakar Ba'asyir sempat dirawat di klinik LP Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).


"Masuk angin biasa, karena pancaroba ini," ucapnya. 


"Sempat dirawat di klinik Lapas, tapi karena peralatannya kurang memadai, pihak dokter Abu Bakar Ba'asyir minta dirujuk ke RS," imbuh dia membeberkan.


Ia menuturkan, kondisi Abu Bakar Ba'asyir sudah semakin membaik. 


Diketahui, terpidana kasus terorisme itu sempat mengalami demam tinggi, nyeri kepala, dan radang di LP Gunung Sindur.


Iim mengatakan, ayahnya pernah memiliki riwayat penyakit paru-paru, namun sudah sembuh. 


"Kalau sakit paru-paru itu memang penyakitnya dari dulu, tapi sudah sembuh, sudah lama tidak kambuh," paparnya.


Pernyataan Kadiv Pemasyarakatan


Kabar paling baru datang dari Ustaz Abu Bakar Ba'asyir (ABB) yang masih mendekam di LP Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.


Terpidana kasus terorisme itu dilarikan dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, sejak Selasa (24/11/2020).


Kepala Divisi Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Abdul Aris mengatakan, Ba'asyir dilarikan ke rumah sakit setelah kesehatannya menurun.


"Ya (dirawat di RSCM) tanggal 24 November yang bersangkutan kesehatannya nge-drop demam tinggi, nyeri kepala, radang," kata Abdul Aris saat dikonfirmasi, Jumat (27/11/2020).


Abdul Aris menuturkan, selama menjalani perawatan, Ba'asyir mendapat pengawalan dari petugas Lapas Gunung Sindur dan Kepolisian.


"Dengan pengawalan petugas lapas dan polri," kata dia.


Ba'asyir merupakan narapidana yang menghuni Lapas Gunung Sindur.


Ia divonis 15 tahun hukuman penjara oleh Majelis Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada 2011.


Putusan itu tak berubah hingga tingkat kasasi.


Ba'asyir, yang merupakan pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jateng itu, terbukti secara sah dan meyakinkan menggerakkan orang lain dalam penggunaan dana untuk melakukan tindak pidana terorisme.


Pendiri Ngurki


Sebelumnya, salah satu pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Mukmin Ngruki di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo meninggal dunia. 


Di adalah Abdul Qohhar din H. Daeng Natasse yang tutup usia pada umur 83 tahun. 


Dari informasi yang dihimpun, almarhum Abdul Qohhar bin H. Daeng Natasse meninggal dunia pada Kamis (19/11/2020) pukul 02.50 WIB. 


Menurut Humas Ponpes Al-Mukmin Ngruki, Muchson, almarhum meninggal karena sakit. 


"Iya benar (Abdul Qohhar Bin H. Daeng Natasse meninggal dunia)," kata dia. 


"Meninggalnya karena sakit, tapi saya kurang tahu sakit apa," imbuhnya. 


Menurutnya, almarhum meninggal di kediamannya di kawasan Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. 


"Setahu saya meninggal di rumah, tidak di rumah sakit, beliau juga sudah tua," tambahnya. 


Rencananya, jenazah almarhum akan dikebumikan siang ini pukul 11.30 WIB di Pemakaman Muslim Polokarto. 


Meninggalnya almarhum meninggalkan seorang istri, empat orang anak, dua orang mantu, dan tiga orang cucu. 


Sejarah Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngeruki


Dikutip dari TribunSoloWiki.com, Abdul Qohhar Bin H. Daeng Natasse mendirikan  Pondok Pesantren Islam Al Mukmin yang bersama Abu Bakar Ba'asyir, Abdullah Sungkar, Abdullah Baradja, Yoyok Rosywandi, Hasan Basri dan beberapa pihak lainnya.


Menurut Abdul Rahim, salah seorang putra Abu Bakar Ba'asyir, bahwasanya inisiasi pesantren Al Mukmin Ngruki berawal dari Abu Bakar Baasyir bersama kawan-kawannya satu almamater dari Pondok Modern Darussalam Gontor.


Mengingat mereka mendapat pesan dari guru mereka di Gontor yaitu, Kiai Imam Zarkasyi, untuk membangun pesantren di daerah mereka setelah lulus sekolah.


Meskipun Abu Bakar Baasyir alumni Gontor, namun dirinya melakukan kerjasama dengan berbagai alumni perguruan ataupun pesantren lainnya di Indonesia.


Seperti dari unsur Al Irsyad yang diwakili oleh Abdullah Sungkar, Muhammad Natsir, Abdullah Baradja dan Abu Bakar Baasyir sendiri juga memiliki latar belakang Al Irsyad selain Gontor.


Dari Pesantren Bangil, Pasuruan ada Ahmad Husnan, Muhammad Ilyas, dan Suwardi.


Ketiganya sebelum bergabung dalam kepengurusan Pondok Al Mukmin, mereka sempat bergabung dan aktif di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Surakarta.


Pada awal pendiriannya Pondok Al Mukmin mendiami sebuah lahan di Jalan Gading Kidul No. 72 A Solo pada 10 Maret 1972 dan berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam dan Asuhan Yatim Al-Mukmin (YPIA) di atas akte Notaris No. 130 b 1967.


Adapun lahan tersebut merupakan lahan pemberian dari seorang pengusaha yang merupakan anggota jamaah dari Abu Bakar Baasyir di Masjid Agung Solo.


Abdul Rahim menuturkan di saat awal pendirian, Pondok Al Mukmin bergerak dan fokus di bidang pendidikan agama islam pada murid setingkat Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama.


Jumlah murid saat itu hanya berjumlah puluhan namun terus mengalami peningkatan signifikan.


Peningkatan tersebut berimbas pada sarana dan prasarana yang terbatas, maka di tahun 1974 memindahkan lokasi sekolah dan asrama ke Dukuh Ngruki, Kelurahan Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Grogol.


Lokasi yang ditempati dan terus berkembang hingga saat ini merupakan tanah wakaf dari Abu Amar salah seorang Kyai Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta.


Dari tanah wakaf itu Pondok Al Mukmin terus berkembang dan membeli tanah di sekitarnya hingga luas saat ini.


Dikarenakan lahan yang ditempati berada di wilayah Dusun Ngruki, maka masyarakat lebih akrab menyebutnya dengan Pondok Ngruki dibandig Al Mukmin sendiri. (*)


0 Response to "Abu Bakar Ba'asyir Dirawat di RSCM Jakarta, Keluarga Sebut Dikawal Ketat Densus, Begini Kondisinya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel js

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel